Jumat, 30 September 2016

Hilangnya Sebuah Generasi

Hilangnya Sebuah Generasi

Sekian lama banyak kita lihat betapa remuknya generasi negeri ini, generasi yang di bodoh i oleh media sosial, televisi, permainan dan dengan dalih tren masa kini mereka menghilangkan akhlak dan karakter jati diri bangsa kita. Mungkin yang mereka lakukan adalah untuk mengikuti perkembangan jaman dan mencari hiburan, namun malahan mereka terlihat aneh dan terlihat konyol, dan terlihat seperti orang asing di negerinya sendiri. Lantas siapa yang harus di salahkan ? apakah negara, bangsa atau orang tua ?.


yang jelas kita tak akan pernah habis bila saling menyalahkan, yang jelas tidak ada yang salah, karena ada sudut pandang, jarak pandang dan cara pandang.
Lalu bagaimana cara mengatasi krisis moral yang melanda generasi kita ? apa yang harus kita lakukan ? tidak ada yang bisa kita lakukan, apalagi untuk menyelamatkannya, karena menyelamatkan manusia itu adalah tugas para dewa, kita sebagai manusia sosial hanya bisa berbuat tapi tak pernah tau berhasil atau tidak. Karena semua perbuatan dan usaha kita hasilnya akan kembali pada Tuhan Yang Maha Esa. Namun kenyataannya kita bukan berbuat tetapi malah saling menuding dan saling menyalahkan atas masalah ini. Jika terus begini mungkin semakin hari karakter anak pada generasi selanjutnya akan semakin tidak karuan, karena para generasi tua selalu saling menuding dan saling menyalahkan atas masalah tersebut.


Apa penyebab runtuhnya sebuah generasi
Banyak hal yang menjadi penyebab runtuhnya sebuah generasi, salah satunya yang mempunyai pengaruh besar adalah tekhnologi. Memang kita sebagai bangsa yang berkembang harus selalu mengikuti perkembangan jaman, termasuk perkembangan tekhnologi yang semakin hari semakin canggih, namun tekhnologi tersebut banyak di manfaatkan lebih untuk mencari Uang, dari sinilah manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya atas nama Uang dan kebutuhan hidup. Sehingga pemanfaatan tekhnologi tersebut semakin “ ngawur “ tanpa pikir panjang dan tanpa perhitungan mereka menjual semua yang laku di media sosial tanpa memperhitungkan dampaknya. Dengan dasar pemikiran yang mengatasnamakan hiburan akhirnya manusia-manusia ini semakin membabi buta mengekspos semua yang laku dan menjadikannya komersil. “ yang penting saya mendapatkan untung “, maka tamatlah generasi muda.
Penyebab selanjutnya adalah pendidikan yang sedikit mempengaruhi pola pikir sebuah generasi. Banyak manusia yang menyebut dirinya ahli dan pakar berpendapat bahwa nasib generasi muda berada di tangan Guru atau kata lain Sekolahan, sehingga ketika sebuah generasi menjadi remuk tidak karuan manusia-manusia yang menyebut dirinya ahli mengamati saja menyimpulkan dan mulai mencari kambing hitam atas sebuah kesalahan, dan korban yang paling mengenaskan tertuju pada Guru dan Sekolahan. Ya, Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah tugas guru, bukan tugas pengamat sehingga ketika terjadi kesalahan atas pendidikan pasti guru yang paling pertama di salahkan, dan guru sebagai pengabdian tanpa tanda jasa sekarang ini hanyalah sebuah mitos, kenyataannya guru di tuduh menjadi manusia paling bersalah dan tempatnya di salahkan, lantas ketika manusia-manusia yang menyalahkan itu apa dulu tidak mempunyai guru ? manusia-manusia yang menghardik guru tersebut tentu sudah ahli dan pintar, termasuk pintar dalam berbicara lalu siapa yang mengajarinya ? mungkin bisa di katakan manusia-manusia tersebut “salah asuhan”.
Yang jelas tidak ada guru yang mengajarkan keburukan kepada sebuah generasi, karena guru adalah sebuah pengabdian, meski di kambing hitamkan dan di kebiri beliau tetap pejuang dalam pengabdian. Kata bang Iwan Fals “ Omar Bakri banyak ciptakan menteri, tp sekarang berubah menciptakan Korupsi”.

Bahan Utama Perusak Adalah Media Elektronik

Ya, betul sekali, media elektronik sekarang ini seperti air mengalir yang tidak bisa di bendung lagi, dia masuk di setiap celah dan menempati ruang kosong tanpa bisa membedakan tempatnya. Media elektronik ini berperan sangat besar pada sebuah generasi, dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat kepada para penjilatnya, dia mencekok i sebuah generasi tanpa ampun, namun apakah kemajuan teknologi dapat di salahkan ? tidak.! Jika mencari siapa yang salah maka semua kembali kepada manusia-manusia yang mengaku dirinya cerdas, karena kemajuan teknologi tidak akan berarti tanpa ada campur tangan manusia-manusia cerdas tersebut. Manusia-manusia cerdas tersebut dapat melihat celah dan memanfaatkan teknologi dengan baik, namun yang namanya manusia tidak ada yang tidak suka dengan yang namanya uang, apalagi dengan yang namanya emas segudang, tidak perduli kepada sebuah genarasi atau harga diri ia menjual dan mengambil semuanya tanpa perduli kepada orang lain
Dari yang namanya uang semua berasal, semua di jual, harga diri, harkat dan martabat pun semua laku dijual, sehingga muncul ide-ide gila yang komersil. Mereka kreatif, cerdas dan menguasai segala bidang, mereka berkarya, tapi tidak berfikir panjang, atas nama hiburan dan demi uang mereka menciptakan hiburan yang akhirnya menghancurkan sebuah generasi, mencekoki mereka dengan imajinasi sehingga generasi sekarang menjadi terbuai dan ikut dalam imajinasi yang di buat dari hiburan dan uang.

Lepasnya Perhatian Orang Tua

Selepas penyebab di atas semua kembali kepada peran orang tua, karena orang tua merupakan salah satu kontrol sosial yang efektif, meski di jaman sekarang ini sebagian manusia lebih memandang orang tua untuk di salahkan, meskipun secara tidak langsung orang tuaq terlibat langsung dalam sebuah masalah. Tetapi orang tua yang selalu ikut terseret dalam masalah tersebut. Banyak manusia berpendapat bahwa seorang genarasi tergantung pada induk atau yang disebut orang tua, karena anak menghabiskan sebagian banyak waktunya di rumah, di saat itulah peran orang tua bekerja, bekerja dalam arti mengontrol dan mengarahkan anak tersebut. Oleh karena itu sebagai orang yang merasa tua atau mungkin di tuakan harus bisa mengarahkan dengan baik, juga memberikan sebuah penjalasan yang dapat di terima oleh seorang anak. Namun kenyataannya orang yang di tuakan menuruti kemauan dengan dalih kasih sayang, dari sisnilah karakter anak terbentuk dan memupuknya menjadi sebuah mental yang mungkin akan di bawa hingga masa dewasa. Oleh karena itu mari kita arahkan dan jelaskan tentang etika dan adab, agar taidak ada kesalahan dalam sitem pembentukan karakter anak.
Demikian sekilas penjelasan tentang proses terjadinya Generasi yang Hilang berdasarkan sudut pandang saya, mungkin akan berbeda dengan sudut pandang pembaca yang budiman. Oleh karena itu saya memerlukan banyak refrensi agar masalah krisis moral generasi kita dapt teratasi, dan semoga generasi kita kembali pada seharusnya generasi Pancasila sebagai dasar Negara kita.

Terimakasih.

1 komentar:

  1. Best Casinos in 2021 - Mapyro
    Best Casinos · 888Casino · 강릉 출장샵 22Bet · Wild Casino 목포 출장샵 · Wild 정읍 출장마사지 Casino 강릉 출장샵 · Spinomenal · Betway · 구미 출장안마 LeoVegas.

    BalasHapus