Hilangnya Sebuah Generasi
Sekian lama banyak kita lihat betapa remuknya generasi
negeri ini, generasi yang di bodoh i oleh media sosial, televisi, permainan dan
dengan dalih tren masa kini mereka menghilangkan akhlak dan karakter jati diri
bangsa kita. Mungkin yang mereka lakukan adalah untuk mengikuti perkembangan
jaman dan mencari hiburan, namun malahan mereka terlihat aneh dan terlihat
konyol, dan terlihat seperti orang asing di negerinya sendiri. Lantas siapa
yang harus di salahkan ? apakah negara, bangsa atau orang tua ?.
yang jelas
kita tak akan pernah habis bila saling menyalahkan, yang jelas tidak ada yang
salah, karena ada sudut pandang, jarak pandang dan cara pandang.
Lalu bagaimana cara mengatasi krisis moral yang melanda
generasi kita ? apa yang harus kita lakukan ? tidak ada yang bisa kita lakukan,
apalagi untuk menyelamatkannya, karena menyelamatkan manusia itu adalah tugas
para dewa, kita sebagai manusia sosial hanya bisa berbuat tapi tak pernah tau
berhasil atau tidak. Karena semua perbuatan dan usaha kita hasilnya akan
kembali pada Tuhan Yang Maha Esa. Namun kenyataannya kita bukan berbuat tetapi
malah saling menuding dan saling menyalahkan atas masalah ini. Jika terus
begini mungkin semakin hari karakter anak pada generasi selanjutnya akan
semakin tidak karuan, karena para generasi tua selalu saling menuding dan
saling menyalahkan atas masalah tersebut.
Apa penyebab runtuhnya sebuah generasi
Banyak hal yang menjadi penyebab runtuhnya sebuah generasi,
salah satunya yang mempunyai pengaruh besar adalah tekhnologi. Memang kita
sebagai bangsa yang berkembang harus selalu mengikuti perkembangan jaman,
termasuk perkembangan tekhnologi yang semakin hari semakin canggih, namun
tekhnologi tersebut banyak di manfaatkan lebih untuk mencari Uang, dari sinilah
manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya atas nama Uang dan
kebutuhan hidup. Sehingga pemanfaatan tekhnologi tersebut semakin “ ngawur “
tanpa pikir panjang dan tanpa perhitungan mereka menjual semua yang laku di
media sosial tanpa memperhitungkan dampaknya. Dengan dasar pemikiran yang
mengatasnamakan hiburan akhirnya manusia-manusia ini semakin membabi buta
mengekspos semua yang laku dan menjadikannya komersil. “ yang penting saya
mendapatkan untung “, maka tamatlah generasi muda.
Penyebab selanjutnya adalah pendidikan yang sedikit
mempengaruhi pola pikir sebuah generasi. Banyak manusia yang menyebut dirinya
ahli dan pakar berpendapat bahwa nasib generasi muda berada di tangan Guru atau
kata lain Sekolahan, sehingga ketika sebuah generasi menjadi remuk tidak karuan
manusia-manusia yang menyebut dirinya ahli mengamati saja menyimpulkan dan
mulai mencari kambing hitam atas sebuah kesalahan, dan korban yang paling
mengenaskan tertuju pada Guru dan Sekolahan. Ya, Mencerdaskan kehidupan bangsa
adalah tugas guru, bukan tugas pengamat sehingga ketika terjadi kesalahan atas
pendidikan pasti guru yang paling pertama di salahkan, dan guru sebagai
pengabdian tanpa tanda jasa sekarang ini hanyalah sebuah mitos, kenyataannya
guru di tuduh menjadi manusia paling bersalah dan tempatnya di salahkan, lantas
ketika manusia-manusia yang menyalahkan itu apa dulu tidak mempunyai guru ?
manusia-manusia yang menghardik guru tersebut tentu sudah ahli dan pintar,
termasuk pintar dalam berbicara lalu siapa yang mengajarinya ? mungkin bisa di
katakan manusia-manusia tersebut “salah asuhan”.
Yang jelas tidak ada guru yang mengajarkan keburukan kepada
sebuah generasi, karena guru adalah sebuah pengabdian, meski di kambing
hitamkan dan di kebiri beliau tetap pejuang dalam pengabdian. Kata bang Iwan
Fals “ Omar Bakri banyak ciptakan menteri, tp sekarang berubah menciptakan
Korupsi”.
Bahan Utama Perusak Adalah Media Elektronik
Ya, betul sekali, media elektronik sekarang ini seperti air
mengalir yang tidak bisa di bendung lagi, dia masuk di setiap celah dan
menempati ruang kosong tanpa bisa membedakan tempatnya. Media elektronik ini
berperan sangat besar pada sebuah generasi, dan mempunyai pengaruh yang sangat
kuat kepada para penjilatnya, dia mencekok i sebuah generasi tanpa ampun, namun
apakah kemajuan teknologi dapat di salahkan ? tidak.! Jika mencari siapa yang
salah maka semua kembali kepada manusia-manusia yang mengaku dirinya cerdas,
karena kemajuan teknologi tidak akan berarti tanpa ada campur tangan manusia-manusia
cerdas tersebut. Manusia-manusia cerdas tersebut dapat melihat celah dan
memanfaatkan teknologi dengan baik, namun yang namanya manusia tidak ada yang
tidak suka dengan yang namanya uang, apalagi dengan yang namanya emas segudang,
tidak perduli kepada sebuah genarasi atau harga diri ia menjual dan mengambil
semuanya tanpa perduli kepada orang lain
Dari yang namanya uang semua berasal, semua di jual, harga
diri, harkat dan martabat pun semua laku dijual, sehingga muncul ide-ide gila
yang komersil. Mereka kreatif, cerdas dan menguasai segala bidang, mereka
berkarya, tapi tidak berfikir panjang, atas nama hiburan dan demi uang mereka
menciptakan hiburan yang akhirnya menghancurkan sebuah generasi, mencekoki
mereka dengan imajinasi sehingga generasi sekarang menjadi terbuai dan ikut
dalam imajinasi yang di buat dari hiburan dan uang.
Lepasnya Perhatian Orang Tua
Selepas penyebab di atas semua kembali kepada peran orang
tua, karena orang tua merupakan salah satu kontrol sosial yang efektif, meski
di jaman sekarang ini sebagian manusia lebih memandang orang tua untuk di
salahkan, meskipun secara tidak langsung orang tuaq terlibat langsung dalam
sebuah masalah. Tetapi orang tua yang selalu ikut terseret dalam masalah
tersebut. Banyak manusia berpendapat bahwa seorang genarasi tergantung pada
induk atau yang disebut orang tua, karena anak menghabiskan sebagian banyak
waktunya di rumah, di saat itulah peran orang tua bekerja, bekerja dalam arti
mengontrol dan mengarahkan anak tersebut. Oleh karena itu sebagai orang yang
merasa tua atau mungkin di tuakan harus bisa mengarahkan dengan baik, juga
memberikan sebuah penjalasan yang dapat di terima oleh seorang anak. Namun kenyataannya
orang yang di tuakan menuruti kemauan dengan dalih kasih sayang, dari sisnilah
karakter anak terbentuk dan memupuknya menjadi sebuah mental yang mungkin akan
di bawa hingga masa dewasa. Oleh karena itu mari kita arahkan dan jelaskan
tentang etika dan adab, agar taidak ada kesalahan dalam sitem pembentukan
karakter anak.
Demikian sekilas penjelasan tentang proses terjadinya
Generasi yang Hilang berdasarkan sudut pandang saya, mungkin akan berbeda
dengan sudut pandang pembaca yang budiman. Oleh karena itu saya memerlukan
banyak refrensi agar masalah krisis moral generasi kita dapt teratasi, dan
semoga generasi kita kembali pada seharusnya generasi Pancasila sebagai dasar
Negara kita.
Terimakasih.
Best Casinos in 2021 - Mapyro
BalasHapusBest Casinos · 888Casino · 강릉 출장샵 22Bet · Wild Casino 목포 출장샵 · Wild 정읍 출장마사지 Casino 강릉 출장샵 · Spinomenal · Betway · 구미 출장안마 LeoVegas.